Tidak teringat olehku kapan kita duduk terpingkal-pingkal pertama kali di depan layar Komputer. Membaca dan membalas pesan sambil tersenyum lama. Barangkali ini titik kesamaan pertama. Sama-sama suka tersenyum dan tertawa. Meski tidak terlalu akrab ketika itu tapi kita nyambung dalam komunikasi. Diskusi hangat dan nikmat, sejuk dan menyentuh. Inovatif dan inspiratif. Wahai, aku jadi ingat semangat. Semoga bertemu lagi si semangat. Seperti bertemu dengan engkau ini, Sir. Yang aku tidak tahu kapan.
Sir. Ah tidak. Terlalu berjarak. Bagaimana kalau Dad? engkau memintaku untuk memanggil seorang bapak dengan sebutan Dad. (bersambung)
Leave a reply to ian abuhanzhalah Cancel reply